Home > terbata-bata > Model Pengelolaan Materi Akhlak (1)

Model Pengelolaan Materi Akhlak (1)

Pengantar

Setelah lama menghilang, sampai-sampai sempat lupa password, saya mencoba menulis pengelolaan materi akhlak.

Secara pribadi saya menantang diri sendiri untuk menulis materi akhlak dengan tidak dogmatis, maka kajian mendorong norma akhlak masuk ranah rasional dan subjektif. Sebab itu norma akan sarang relativitas dan ruang temporer. Dicoba saja yuk!

Tiket Surga dari Sebutir Kurma

“Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW”, Mahmud al-Misri, Pena Pundi Aksara, h.158: Aisyah r.a. berkata “Suatu hari, seorang perempuan miskin bersama dua orang putri mendatangiku. Aku memberinya 3 buah kurma. Ibu itu memberi 1 buah kurma kepada setiap putrinya. Setelah itu, ia hendak mengangkat kurma ke rongga mulutnya, namun kedua putrinya terlanjur meminta lagi. Ia pun membelah 2 kurma di tangannya lalu memberikannya kepada kedua putrinya. Aku takjub melihat peristiwa itu. Aku menceritakan kisah itu kepada Rasulullah saw. Beliau bersabda, ‘Niscaya Allah akan memasukannya ke surga atau membebaskannya dari neraka karena satu buah kurma tadi.'” (HR. Muslim; hadist sahih)

Semula saya berpikir mengajak anak-anak mengingat kembali yang sudah berlalu yang memiliki makna sama dengan peristiwa di atas dan membuat kegiatan yang memberikan suasana seolah-olah Nabi Muhammad saw. menilai (:membenarkan atau mengoreksi) ‘peristiwa’ semakna dari anak-anak; namun saya pikir peristiwa yang dimaksud sebaiknya datang dari orangtua. Mungkin pengelolaan berikut dapat menjadi bahan diskusi.

1. Sampaikan hadis “Tiket Surga dari Sebutir Kurma” sebaik mungkin. Diskusikan berbagai cara. Saya senang kalau disampaikan dengan media wayang kertas.

2. Guru memberikan kesaksian peristiwa “Tiket Surga dari Sebutir Kurma” yang dilakukan orangtuanya. Pilih peristiwa yang menunjukkan kuasa ‘nilai’ memuliakan kejadian biasa, sehari-hari, atau yang latahnya sepele. Persamaan peristiwa perlu cukup kuat supaya berfungsi sebagai  ulangan penjelasan terhadap hadis.

3. Anak-anak mengekspresikan (: menulis ulang dengan bahasa sendiri, mengkomikan, wayang kertas, membuat dialog, menceritakan lisan di depan kelas, dll)

4. (Pertemuan berikutnya) Anak-anak melakukan yang dilakukan guru, yaitu membuat “Tiket Surga dari Sebutir Kurma” versi sendiri. Sebelum setiap peristiwa diekspresikan sesuai pilihan anak, guru menyediakan diri menjadi teman diskusi yang memastikan setiap anak dapat menemukan peristiwa yang sesuai kriteria. Tidak adanya larangan peristiwa yang dikemukakan untuk persis sama, disertai dengan tindakan guru untuk memberitakan anak-anak yang sudah menemukan peristiwa sesuai kriteria sebagai interupsi dalam proses belajar. Dorong bagi setiap kesamaan peristiwa berlaku perbedaan dalam bentuk ekspresinya. Ini sangat penting karena ‘karya anak’ sebaiknya menjadi diketahui secara umum.

5. Misalnya melalui newsletter jadikan hadis itu diketahui orangtua siswa. Buat kegiatan spesial untuk mengantar ‘karya’ anak-anak kepada orangtuanya.

Penutup

Boleh lho karya anak-anak dibukukan. Keren!

Categories: terbata-bata
  1. No comments yet.
  1. No trackbacks yet.

Leave a comment