Home > Walagri Aksara > Ramadhan ke-2 di Cieceng

Ramadhan ke-2 di Cieceng

22 Mei 2009 tercatat sebagai salat Jumat tercepat yang pernah kuikuti. Aku mengalaminya di Cieceng. Setelah membuka khutbah dan membaca salah satu ayat al-Quran, khubah pertama berakhir. Khutbah kedua hanya doa yang tak mungkin lamanya melebihi 2 menit. Memang tercepat. Kami tidak langsung kembali ke posko, tapi memenuhi undangan selamatan 7 bulan usia kandungan salah seorang warga. “Pak, ini siswi SMP Darul Hikmah angkatan pertama,” kata Yayan koordinator Serikat Petani Pasundan wilayah Tasikmalaya. Oh.

Ramadhan 4 tahun yang lalu kami (: beberapa guru-guru SD Hikmah Teladan) untuk pertama kali menginjak-injak bumi Cieceng. Bersama warga, SPP, kami diikutsertakan menjadi pendamping perintisan SMP Darul Hikmah.

Sebelum ada SMP, banyak gadis Cieceng menikah selepas SD. Selepas SMP didirikan berkuranglah mereka yang menikah sangat muda. Ada sih sempat aku diberitahu yang bersekolah dalam keadaan hamil (setelah menikah dengan resmi). Namun demikian, setelah ada SMP  layak bersyukur karena menikah  setelah lulus SD berubah menjadi menikah setelah lulus SMP, dan kini setelah ada SMA kelas jauh akan banyak gadis-gadis Cieceng menikah setelah memasuki usia remaja. Menikah di usia 24 tahun seperti istriku? Wah sepertinya ini akan sangat jarang terjadi. Melantur. Pokoknya sesuai judul, tanggal 4, 5, 6 September 2009 kami yang kini jadi Walagri Aksara kembali mengisi Ramadhan di Cieceng.

Mencari Modal untuk Kegiatan

Kegiatan magang kemarin kami berhutang sekitar 3 juta belum ditambah dengan pembiayaan yang ditanggung secara pribadi oleh teman-teman panitia dan rekan. Enggak enak meminta-minta dan berhutang, cape setengah hati mencari donatur, kami berpikir keras melakukan pendanaan mandiri.

Dari kegiatan yang telah berlangsung tersebut terbuka setidaknya 3 peluang sumber pendanaan:

1. Live In. Ketika ide ini tercetus di hadapan kepala sekolah Cendekia Muda, beliau menyampaikan sedang mencari daerah yang layak jadi tujuan live in bagi anak didiknya. Gayung bersambut. Kenapa juga tidak untuk kami tawarkan ke sekolah yang dikelola teman-teman, juga sekolah SMU Plus Muthahhari yang SD-nya menjadi tempat magang guru-guru Cieceng.

2. Charity of Tuor. Ini tawaran dari pak Ali Abdullah. Kata beliau, temannya yang bekerja di perusahaan asing biasa setahun sekali berlibur ke luar negeri. Jatah berlibur tahunan. Menyatakan berminat, daripada bosan ke luar negeri melulu kali, menjajagi berlibur ke pelosok. Tidak boleh lepas kaitan dengan dunia pendidikan, kegiatan ini selalui disertai proyek (apapun itu) untuk pemberdayaan pendidikan atau masyarakat pada umumnya. Proyek untuk kegiatan yang dirancang 3 hari ini, beberapa sudah tergambar, misalnya pendirian perpustakaan, (yang dieperlukan  saat ini) pendirian koperasi, pertanian organik, kincir atau alat lain untuk pengadaan listrik tenaga air, pembuatan filem perjuangan yang terkait sejarah berdirinya Cieceng, mengelola produk lokal agar layak hadir di kota besar, dll. Alhamdulillah untuk kegiatan, aku sangat hati-hati melakukannya, sudah mendapat ijin dari warga Cieceng jugan SPP.

3. Secara tidak sengaja magang kemarin melibatkan 3 guru orang kota: 2 dari Purwokerto dan 1 dari Cimahi. Ketiganya membayar per orang 200 ribu. Ketiganya juga dapat difungsikan mendampingi teman-teman dari Cieceng. Karena sekolah-sekolah yang dijadikan tempat magang sekolah bermutu, kalau mendapat izin dari masing-masing sekolah, kami berencana memperbesar jumlah peserta dari yang berbayar.

Kami berharap sungguh ketiga kegiatan tersebut dapat memberi kami pemasukan uang  yang kelak tak perlu lagi kami harus pontang-panting untuk terlalu banyak hal. Kegiatan ke 1 dan 2 rencana dilaksanakan sebelum kegiatan magang dan bersamaan dengan kegiatan pelatihan di tempat yang seperti biasa menjadi rutin pendampingan Walagri Aksara kepada teman-teman Cieceng. Sengaja, kami memang menumpang keduanya biar menghemat, tetap sederhana, efektif dan efesien.

Masih berkaitan dengan kegiatan ke 1 dan 2, kami belum memiliki dokumen untuk bahan mempromosikannya. Jadi, kunjungan tanggal 4, 5, 6 September 2009 memang khusus untuk itu. Bener lho tidak ada anggota Walagri Aksara yang profesional dalam hal ini. Kami berangkat hanya dengan kamera digital dan handycam seadanya (setidaknya masing-masing harus ada 5 buah yang sementara ini handycam masih kekurangan). Ada yang merasa sedikit lebih profesional mau menemani kami?

Teknis Kegiatan

Setibanya di Cieceng, semoga bisa sebelum maghrib, masing-masing dari kami langsung di antar ke rumah warga yang rencana dari teman-teman SPP mencakup 3 desa. Ada yang ke rumah siswa untuk menguntitnya sejak kami datang sampai ia pergi sekolah, di sekolah, dan kembali dari sekolah, kemudian aktivitas keseharian lain sebagai warga desa. Sengaja dicarikan siswa yang menempuh perjalanan sampai 7 kilometer. Semoga siapapun yang jadi pendamping tidak sampai membatalkan puasa.

Ada yang di rumah warga di desa yang dikenal penghasil gula kelapa. Di sini, sejak subuh, mereka sudah harus mengambil gambar warga yang berloncatan dan teriak-teriak di pohon kelapa. Yang lain akan menginap di rumah guru SMP Darul Hikmah yang juga berprofesi sebagai petani, punya sapi, juga mengelola heuleur (aku lupa menuliskan yang benar tempat pengolahan padi ini). Begitulah, ada kemungkinan kami berpencar hari Jumat dan ketemu lagi hari Minggu pagi saat bersiap dengan perjalanan pulang.

Categories: Walagri Aksara
  1. No comments yet.
  1. No trackbacks yet.

Leave a comment